Apakah Bekam Membatalkan Puasa

Apakah bekam dapat membatalkan puasa? Pertanyaan ini seringkali muncul di kalangan umat Muslim yang ingin menjalankan terapi bekam saat bulan Ramadan. Bekam adalah sebuah terapi pengobatan alternatif yang melibatkan pemasangan kaca atau benda tumpul pada kulit untuk mengeluarkan darah kotor atau racun dari tubuh. Meskipun terapi ini telah dilakukan sejak zaman dahulu, tetapi masih ada keraguan tentang apakah bekam dapat membatalkan puasa atau tidak.

Untuk menjawab pertanyaan ini, penting untuk memahami konsep dasar dalam berpuasa. Puasa adalah salah satu dari lima rukun Islam yang dijalankan selama bulan Ramadan. Selama puasa, umat Muslim diwajibkan menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas seksual dari terbit fajar hingga matahari terbenam. Tujuan utama puasa adalah untuk membersihkan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pengertian Bekam

Bekam adalah salah satu metode pengobatan alternatif yang telah digunakan selama berabad-abad. Metode ini melibatkan pemasangan kaca atau benda tumpul pada kulit untuk mengeluarkan darah kotor atau racun dari tubuh. Bekam dilakukan dengan cara membuat sedikit sayatan pada kulit, kemudian menghisap darah yang keluar menggunakan kaca atau benda tumpul.

Metode bekam telah digunakan dalam berbagai tradisi pengobatan di seluruh dunia, termasuk dalam pengobatan tradisional Tiongkok, India, dan Timur Tengah. Bekam diyakini dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti sakit punggung, migrain, masalah pencernaan, dan bahkan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Sejarah Bekam

Bekam telah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu. Pada awalnya, bekam digunakan sebagai metode pengobatan oleh suku-suku kuno di berbagai belahan dunia. Sejarah bekam dapat ditelusuri hingga ke Mesir kuno, Tiongkok kuno, dan Yunani kuno. Di Mesir kuno, bekam digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, sementara di Tiongkok kuno, bekam digunakan untuk mengatasi masalah energi yang tidak seimbang dalam tubuh.

Di Timur Tengah, bekam juga telah digunakan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW juga menyebutkan manfaat bekam dalam beberapa hadisnya. Bekam telah menjadi bagian dari tradisi pengobatan alternatif di berbagai negara Muslim, termasuk Indonesia.

Proses Bekam

Proses bekam melibatkan beberapa tahapan yang harus dilakukan dengan hati-hati dan oleh seseorang yang terlatih. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam proses bekam:

1. Persiapan

Persiapan dilakukan sebelum proses bekam dimulai. Pasien harus berbaring dengan posisi yang nyaman dan area yang akan ditempati bekam harus dibersihkan dengan antiseptik. Alat bekam juga harus disterilkan sebelum digunakan.

2. Pemasangan Alat Bekam

Setelah persiapan selesai, alat bekam ditempatkan pada kulit dengan cara menarik kulit ke atas dan menempelkan alat bekam pada area yang ditentukan. Alat bekam biasanya berbentuk kaca atau benda tumpul yang memiliki lubang di bagian atasnya untuk menghisap udara.

3. Pembentukan Sedotan

Setelah alat bekam ditempatkan, sedotan yang kuat dibentuk dengan cara menghisap udara dari lubang alat bekam. Hal ini akan membuat kulit terangkat dan darah akan mulai keluar melalui sayatan kecil yang dibuat sebelumnya.

4. Penarikan Darah

Selama beberapa menit, darah akan terus mengalir keluar melalui alat bekam. Setelah cukup darah terkumpul, alat bekam akan dilepas dari kulit dan darah yang terkumpul akan dibuang.

5. Penutupan Luka

Setelah proses bekam selesai, luka kecil yang dihasilkan dari bekam akan ditutup dengan perban steril untuk mencegah infeksi. Pasien juga diberikan instruksi perawatan setelah bekam selesai.

Hukum Bekam dalam Islam

Terapi bekam telah menjadi bagian dari tradisi pengobatan di berbagai negara Muslim, termasuk Indonesia. Namun, pandangan Islam terkait dengan hukum bekam masih menjadi perdebatan di kalangan ulama. Beberapa ulama berpendapat bahwa bekam diperbolehkan dalam Islam, sementara yang lain berpendapat bahwa bekam tidak diperbolehkan saat berpuasa.

Para ulama yang memperbolehkan bekam dalam Islam berargumen bahwa bekam tidak termasuk dalam hal-hal yang membatalkan puasa, karena tidak masuk ke dalam tubuh melalui mulut atau saluran pencernaan. Mereka berpendapat bahwa bekam hanya melibatkan pengeluaran darah kotor dari tubuh, bukan masuknya zat makanan atau minuman.

Sementara itu, ulama yang melarang bekam dalam Islam berpendapat bahwa bekam dapat mempengaruhi kesehatan seseorang dan dapat menghilangkan rasa lapar atau dahaga yang dirasakan saat berpuasa. Mereka berpendapat bahwa bekam dapat dianggap sebagai bentuk makan atau minum secara tidak langsung, yang dapat membatalkan puasa.

Pendapat Ulama yang Memperbolehkan Bekam

Beberapa ulama yang memperbolehkan bekam dalam Islam berargumen bahwa bekam tidak masuk ke dalam tubuh melalui mulut atau saluran pencernaan. Mereka berpendapat bahwa bekam hanya melibatkan pengeluaran darah kotor dari tubuh, bukan masuknya zat makanan atau minuman. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa bekam tidak membatalkan puasa.

Dr. Zakir Naik, seorang ulama terkenal, juga berpendapat bahwa bekam tidak membatalkan puasa. Dia menyatakan bahwa bekam adalah bentuk pengobatan alternatif yang melibatkan pengeluaran darah kotor dari tubuh, bukan mengkonsumsi makanan atau minuman.

Pendapat Ulama yang Melarang Bekam

Di sisi lain, beberapa ulama melarang bekam saat berpuasa. Mereka berpendapat bahwa bekam dapat mempengaruhi kesehatan seseorang dan dapat menghilangkan rasa lapar atau dahaga yang dirasakan saat berpuasa. Mereka berargumen bahwa bekam dapat dianggap sebagai bentuk makan atau minum secara tidak langsung, yang dapat membatalkan puasa.

Salah satu ulama yang melarang bekam saat berpuasa adalah Syekh Yusuf al-Qaradawi, seorang ulama terkenal dari Qatar. Dia berpendapat bahwa bekam dapat mempengaruhi kesehatan dan energi seseorang, sehingga dapat menghilangkan rasa lapar atau dahaga yang dirasakan saat berpuasa.

Pengaruh Bekam terhadap Puasa

Masih ada perdebatan di kalangan ulama mengenai apakah bekam dapat membatalkan puasa atau tidak. Beberapa ulama berpendapat bahwa bekam tidak membatalkan puasa, sementara yang lain berpendapat sebaliknya.

Ulama yang memperbolehkan bekam berargumen bahwa bekam hanya melibatkan pengeluaran darah kotor dari tubuh, bukan masuknya zat makanan atau minuman. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa bekam tidak membatalkan puasa.

Sementara itu, ulama yang melarang bekam berpendapat bahwa bekam dapat mempengaruhi kesehatanseseorang dan dapat menghilangkan rasa lapar atau dahaga yang dirasakan saat berpuasa. Mereka berargumen bahwa bekam dapat dianggap sebagai bentuk makan atau minum secara tidak langsung, yang dapat membatalkan puasa.

Namun, penting untuk diingat bahwa pandangan ulama mengenai masalah ini dapat bervariasi, dan tidak ada kesepakatan yang mutlak dalam hal ini. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap individu untuk berkonsultasi dengan ahli agama sebelum menjalankan terapi bekam saat berpuasa.

Hadis dan Ayat Al-Quran Mengenai Bekam dan Puasa

Dalam mencari kejelasan mengenai apakah bekam membatalkan puasa, kita juga dapat merujuk pada hadis dan ayat Al-Quran yang berkaitan dengan kedua hal ini. Meskipun tidak ada hadis atau ayat yang secara khusus membahas tentang bekam dalam konteks puasa, namun terdapat beberapa hadis yang menyebutkan manfaat bekam dalam pengobatan umum.

Salah satu hadis yang sering dikutip adalah hadis riwayat Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya bekam adalah salah satu dari dua pengobatan yang terbaik, pengobatan dengan panas dan bekam.” Hadis ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW menganjurkan bekam sebagai salah satu metode pengobatan yang baik.

Selain itu, terdapat juga ayat Al-Quran yang mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan dan melakukan pengobatan. Dalam Surah Al-Isra, ayat 82, Allah SWT berfirman, “Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” Ayat ini menunjukkan bahwa Al-Quran sendiri dapat menjadi sumber penawar dan rahmat dalam pengobatan, termasuk dalam penggunaan metode bekam.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak ada hadis atau ayat Al-Quran yang secara eksplisit menyatakan bahwa bekam dapat dilakukan saat berpuasa atau bahwa bekam membatalkan puasa. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk berpegang pada pandangan ulama yang mereka yakini dan berkonsultasi dengan ahli agama sebelum menjalankan bekam saat berpuasa.

Pandangan Para Ahli Kesehatan

Selain pandangan ulama, penting juga untuk mempertimbangkan pandangan para ahli kesehatan mengenai pengaruh bekam terhadap tubuh saat berpuasa. Para ahli kesehatan berpendapat bahwa bekam dapat memiliki beberapa efek samping yang perlu diperhatikan.

Salah satu efek samping yang mungkin terjadi setelah bekam adalah rasa lemas atau kelelahan. Selama berpuasa, tubuh mengalami perubahan dalam pola makan dan konsumsi air, sehingga dapat menyebabkan penurunan energi. Bekam dapat mengeluarkan darah kotor dari tubuh, yang juga dapat menyebabkan penurunan energi dan membuat tubuh lebih lemas.

Selain itu, bekam juga dapat meningkatkan risiko infeksi jika tidak dilakukan dengan steril dan oleh tenaga medis yang terlatih. Sayatan kecil yang dibuat selama proses bekam dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri atau mikroorganisme lainnya, yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit atau jaringan di sekitarnya.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki kondisi kesehatan yang unik, dan efek bekam dapat bervariasi dari orang ke orang. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan sebelum menjalankan terapi bekam saat berpuasa, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Pendapat Ulama dan Kesimpulan

Setelah mempertimbangkan pandangan ulama, hadis dan ayat Al-Quran yang berkaitan, serta pandangan para ahli kesehatan, dapat disimpulkan bahwa masih terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai apakah bekam membatalkan puasa atau tidak.

Ulama yang memperbolehkan bekam berargumen bahwa bekam hanya melibatkan pengeluaran darah kotor dari tubuh, bukan masuknya zat makanan atau minuman, sehingga tidak membatalkan puasa. Mereka juga mengutip hadis dan ayat Al-Quran yang menunjukkan manfaat bekam dalam pengobatan umum.

Namun, ulama yang melarang bekam saat berpuasa berpendapat bahwa bekam dapat mempengaruhi kesehatan seseorang dan menghilangkan rasa lapar atau dahaga yang dirasakan saat berpuasa. Mereka menganggap bekam sebagai bentuk makan atau minum secara tidak langsung, yang dapat membatalkan puasa.

Dalam hal ini, sangat penting bagi setiap individu untuk berpegang pada pandangan ulama yang mereka yakini dan berkonsultasi dengan ahli agama sebelum menjalankan terapi bekam saat berpuasa. Jika Anda memiliki keraguan atau kekhawatiran, sebaiknya berkonsultasi dengan ahli agama atau tenaga medis yang terlatih sebelum menjalankan bekam saat berpuasa.

Penting juga untuk menjaga kesehatan tubuh selama berpuasa dan mempertimbangkan efek samping yang mungkin terjadi setelah bekam. Pastikan bekam dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih, menggunakan alat yang steril, dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Terlepas dari perbedaan pendapat di kalangan ulama, penting untuk diingat bahwa puasa adalah ibadah yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan membersihkan jiwa. Oleh karena itu, fokus utama saat berpuasa adalah menjaga niat yang ikhlas dan menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran dan penghayatan.

Dalam menghadapi perbedaan pendapat ini, penting juga untuk menjaga sikap saling menghormati dan toleransi antar sesama umat Muslim. Meskipun ada perbedaan pendapat, kita tetap satu umat yang mengikuti ajaran Islam yang sama. Mari kita saling mendukung dan menjaga persatuan dalam perbedaan pandangan yang ada.

Leave a Comment